Serba Benar


Untukmu, Zulfa khuriyatul Farah.

Yogyakarta, 23 Maret 2017.

Sebab asumsi salah itu
Kini telah aku balikkan menjadi benar.
Hidup berkelok yang dianggap salah pun
Itu benar.

Mentari yang menghilang dari kerumunan awan biru pun
Tak pernah dipermasalahkan.
Lalu, hujan yang mengguyur secara tiba-tiba pun tak pernah diperkucilkan.
Bahkan, angin yang menerobos terjang kencang
Selalu disebut sepoian indah nan damai.

Kali ini bukan salah yang merajai
Namun benar yang membaluti.

~Barangkali ini bukan serba salah, tetapi serba benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syadza

Bogor Kota Hujan

kupu-kupu merah dipipiku