FEMINISME
Beralaskan martabat,
Aku berdiri kokoh mendeskripsikan diri.
Melakar ganas warna hitam,
Menyusuri lorong berliku.
Aku berdiri kokoh mendeskripsikan diri.
Melakar ganas warna hitam,
Menyusuri lorong berliku.
Labirin kini menjadi peta proyeksi
Menjelma dimensi dari garis dan kurva yang bertaut.
Yang melambungkan diri
Hingga kaki tak menapak di bumi.
Menjelma dimensi dari garis dan kurva yang bertaut.
Yang melambungkan diri
Hingga kaki tak menapak di bumi.
Perempuan yang bertiara feminisme
Gagah mengangkat martabat wanita
Tak sekedar melikuk dengan gaya erotis
Tetapi pentas politik pun berada dilekuk kemolekan tubuhnya.
Gagah mengangkat martabat wanita
Tak sekedar melikuk dengan gaya erotis
Tetapi pentas politik pun berada dilekuk kemolekan tubuhnya.
Berbicara atas nama impian,
Aku membangun pertapaan lain.
Meraih hingar bingar kesetaraan.
Menuntun para jiwa yang kabur karena ketidak adilan.
Aku membangun pertapaan lain.
Meraih hingar bingar kesetaraan.
Menuntun para jiwa yang kabur karena ketidak adilan.
Sebuah pintu kubuka dengan darah.
Impian-impian pecah digenggaman tangan.
Keringat yang kusulam menjadi kertas
Kala mentari tertawa sedih memandang pedih.
Impian-impian pecah digenggaman tangan.
Keringat yang kusulam menjadi kertas
Kala mentari tertawa sedih memandang pedih.
Aku mulai menggeliat
Kala engkau menjelma kuda dengan dua kaki patah.
Meronta menghentikan kekerasan
Membidik sekumpulan tanda dan legenda
Yang tak sanggup menggantikan pengalaman.
Kala engkau menjelma kuda dengan dua kaki patah.
Meronta menghentikan kekerasan
Membidik sekumpulan tanda dan legenda
Yang tak sanggup menggantikan pengalaman.
Aku perempuan bertiara feminisme
Yang pandai memainkan huruf di atas mata.
Menyibakkan riak-riak kedamaian
Dengan titian tasbih yang membuatmu ternganga.
Yang pandai memainkan huruf di atas mata.
Menyibakkan riak-riak kedamaian
Dengan titian tasbih yang membuatmu ternganga.
Atas nama perempuan,
Aku hidup untuk mengasingkan kebisingan peradaban dan kesunyian kata.
Mari kita eja bersama
Isyarat kelam dari nyanyian burung hantu yang menunggu.
Aku hidup untuk mengasingkan kebisingan peradaban dan kesunyian kata.
Mari kita eja bersama
Isyarat kelam dari nyanyian burung hantu yang menunggu.
Katamu, aku perempuan yang melayang rendah tanpa sayap.
Perempuan yang tergusur tanpa pilihan.
Kau salah!
Sungguh, kau salah menilaiku.
Perempuan yang tergusur tanpa pilihan.
Kau salah!
Sungguh, kau salah menilaiku.
Wahai manusia peradaban
Dimana teka-teki keadilan itu berada?
Kususuri dengan keringat dingin
Namun tak jua kutemukan.
Dimana teka-teki keadilan itu berada?
Kususuri dengan keringat dingin
Namun tak jua kutemukan.
Aku seorang perempuan
Yang bertahta dalam keadilan
Menjunjung kesetaraan
Bersorak riak membidik setiap dengusan kepahitan.
Yang bertahta dalam keadilan
Menjunjung kesetaraan
Bersorak riak membidik setiap dengusan kepahitan.
Aku seorang perempuan
Berdiri di tengah kedamaian
Melenyapkan kepedihan
Derit tangis ketidak setaraan.
Berdiri di tengah kedamaian
Melenyapkan kepedihan
Derit tangis ketidak setaraan.
Komentar
Posting Komentar