Ruang Rasa
Untukmu, Eska.
Yogyakarta, 16 Maret 2017.
Ini soal olah rasa,
Tubuh yang digerakan
Dengan lihai jemari merangkai.
Bunyi bukan sekedar suara
Atau apapun yang bertabuh.
Ia barangkali adalah desah angin malam
Yang mengawal rasa menuju semesta.
Berjelajah jauh mencari dan menyusuri makna
Dalam dialog dan rasa kata.
Mata memandang,
Menerawang setiap tingkah penah
Yang terus melepas penah ke angkasa ruang.
Suara bergejolak terbang berarakan.
Ruang nestapa ini diisi
Kala kelu menyeruak laju.
Memberikan nuansa sapa yang penuh rekah rona,
Bertumbuhan pendar-pendar pelangi
Yang membaluri tubuh
Dengan ricik keteguhan menuju bait esok.
Aku bersandiwara, di atas singgasana.
Menirukan berbagai karakter
Dengan sadar dan penuh cinta.
Berlagak tersungkur di pangkuan bulan,
Menjerit lirih,
Menggelegar kesakitan,
Terbahak lepas,
Memandang sinis
Dan berlenggok gemulai seakan semua nyata.
Sekumpulan huruf yang diurutkan dalam kata.
Berharap menjadi deretan kalimat rapi.
Hingga membentuk paragraf
Yang mampu diucapkan melalui senandung.
Siapa aku?
Inilah aku,
Aktor bumi yang pandai bersandiwara,
Memainkan kata,
Menjebak manusia yang mendengar elok senandungku.
Aktor itu siapa?
Tak perlu kau tanya lagi.
Aktor itu adalah Aku!
Komentar
Posting Komentar