Senja di Pelupuk Kota Yogyakarta
Yogyakarta, 05 November 2016.
Ku lukiskan aksara penghubung rasa
Pada awan kelabu terhias senja
menitihkan setiap perasaan yang terbalut rindu
Namun,
Terhalang jarak yang membelenggu..
Rona jingga yang indah berseri
Membawaku bergelayut pada misteri hati
Kisah yang terajut dalam benang sutra
Anggun bersahaja dalam penantian
Tanpa adanya balas rasa
Aku meraum..
Mendengar jeritan tawa para pengelana
Berbondong menyaksikan indahnya senja
Berjalan sendiri berkabut jingga
Tak seorang pun
Tak akan ku biarkan mereka
Terkesima pada senja rona jinggaku
Tersamar bias wajahmu
Pada ruas-ruas nirwana
Elok rupamu menakjubkan
Sebuah historis cinta yang memukau ..
Membawaku pada pelataran rindu
Yang tak dapat aku rengkuh..
Sadis,
Daun nyiur melambai dengan kegirangannya
Binatang pun beranjak dari peristirahatannya
Dan kau!!
Menyeretku dalam sebuah kisah indah
Yang menyurukkan ku pada kenyataan gelap..
Bersoraklah sesukamu..
Hingga suaramu terdengar oleh semua insan yang berada dalam zona khatulistiwa..
Kini,
Ku lenggangkan kaki
Pergi menelusuri setiap lorong waktu yang tiada pasti
Menyeruakkan asa,
Pada rona wajah di singgasana gelap gulita
Aku rindu,
Pada setiap anak kalimat yang kau lontarkan dengan syahdu
Aku rindu
Pada tatapan hangat yang selalu ada saat hati terasa kelu..
Namun,
Kerinduanku hancur
Melebur..
Terinjak..
Bahkan kau buang dan tak kau pedulikan..
Jiwamu kini terbaluti cinta palsu..
Yang kau sendiri pun tidak pernah tahu..
Merasuki mu dengan segala paradigma yang menyamankan dirimu sesaat..
Memelukmu hangat..
Tetapi..
Aku mengira-ngira..
Zona nyamanmu tak akan bertahan lama..
Berkeliaran dengan sejuta derita..
Karena kau nistakan cinta yang ada di pelupuk Kota Yogyakarta..
Komentar
Posting Komentar