SAMAR

_SAMAR_

Yogyakarta, 18 November 2016

Aku kelabu,
Samar,
Laksana awan hitam yang pekat
Layu,
Seperti mawar yang tak lagi terawat..

Namun,
Sosok itu datang menghampiri ku..
Dengan lembutnya ia Memberikanku setitik warna putih..
Memboyongku ke arah cahaya
Hingga akhirnya aku tersinari..

Kau..
Siapa kau?
Sungguh kini kau terlihat asing bagiku..
Tatapanmu berbinar kasih yang belum mampu ku jamah ..
Senyumanmu,
Terulum manis yang tertangkap oleh pandangan mata..

Kau,
Siapa kau?
Hadir laksana air yang memberikanku minum..
Hingga kini aku kembali mekar..
Tumbuh..
Dan memancarkan warna merah pada setiap sudut kelopak indahku..

Aku ingin acuh,
Namun aku tak mampu..
Kau berbeda..
Walau sebenarnya aku pun tak pernah tahu siapa engkau..
Wajahmu masih tersamarkan oleh cahaya biasmu.,
Aku tak mampu melihat..
Kau belum nampak jelas dalam pandangan ini..

Hati ini bertanya..
Mampukah aku menemuimu kala aku menjadi putih?
Ataukah aku akan melihatmu kala aku tersinari oleh cahaya?
Bahkan mungkin..
Aku tak akan pernah mengetahuimu..
Sampai aku kembali layu??

Siapa kau duhai pecinta kalam Ilahi Rabbi??
Dekatkan daku padamu..
Hingga aku dapat berjalan beriringan bersamamu..

Dengarkan aku dalam lirih ini,
Aksara kata yang tersumbat oleh kelunya lidah..
Mengunci mulutku untuk menjadi bisu..
Pendengaran yang terpenjara..
Membuatku tuli..
Mata yang tertutup,
Membuatku buta..
Buta..
Buta..
Sehingga aku tak mau tahu siapa sosokmu..
Aah..
Aku selalu menepi dalam kesendirian
Bingung..
Tak tahu arah..
Lelah..
Dan terkapar lemah..

Bolehkah aku mengira?
Menerka-nerka celah warna yang kau berikan..
membayangkan sudut wajah yang tersamarkan..

Kau putih..
Aku kelabu..
Kau mekar..
Aku layu..
Dan kini,
Kau ada..
Namun aku tiada..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syadza

Bogor Kota Hujan

kupu-kupu merah dipipiku