Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

JARAK, SEMBILU, DAN HARAPAN

/1/ Pada keramaian di sore hari Aku menengadah  pada langit yang bertudung sutra senja Menyibakkan riak-riak kecil Dengan meniti tasbih Yang membuatku ternganga. /2/ Ayah, aku melihat wajah molek bersolek di angkasa Menyeringaikan  senyuman dengan nada magis pertama Yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia Menguap rahasia yang tergeletak antara jiwa dan bayang-bayang. /3/ Aku ingin pulang Kembali kepelukan hangat Yang sedari tadi meraum mengajakku pergi Mengobrak-abrik harapan yang tersusun rapi Dengan tinta diatas lembar kulit. /4/ Aku ingin kembali, Ayah. Mempersembahkan bahagia yang dapat menutupi luka Menyentuhmu halus tanpa lagi jarak yang beradu. Namun tetap saja, Ayah Tawamu pasti menegakkan bebuih jeram, Karena aku memupuskan beribu harapan.

LELAKIKU, PENYAIRKU

/1/ Sajakmu, membuatku cemburu Rajutan kata sederhana, kau tulis dengan penuh kehati-hatian Yang menciptakan genre baru dalam kesusastraan. /2/ Konon, katamu puisi adalah mahkota bahasa Yang tidak serta merta dapat dimaknakan secara nyata Kerap, kau tulis Gerimis bukan berarti hujan Dan bunga belum tentu berarti kembang /3/ Namamu siapa? Seperti juga aku, tak pernah tahu siapa dirimu. Gelombang tiban yang melahirkan perak dalam dirimu, Membuatku menyingkir dari lantai penebah cinta. /4/ Gerimis menghamparkan permadani Angin menciptakan komposisi Cakrawala yang membentangkan lukisan Dan kembang tombak yang kau tusuk lalu kau cerabut dengan prestasi. /5/ Siapakah namamu? Barangkali, aku setengah tertidur ketika kau menghampiriku. Segelumit pertanyaan terbenam tentram Dalam bangku-bangku kosong pikiran. Akan kuhafalkan namamu baik-baik disini, Kala torehan-torehan tinta yang kau gores dalam jiwa kepenyairanmu Dengan warna senja yan...

Senja, Kota Tua, dan Air Mata

Yogyakarta, 20 Februari 2017 Di puaka waktu, Kuarungi onak dan duri. Saat lembayung menyapu angkasa Nyanyian camar menggema di sore hari. Teriris, Kini kota tua menangis. Istana-istana tinggi berjajaran Kuda-kuda bermesin banyak kutemukan. Senjaku, kini berbeda Tak tercipta seperti sedia kala.

SAJAK FEBRUARI

Yogyakarta, 20 Februari 2017 Lirih, Kudengar lantunan doa memanggil Menciptakan kehangatan kala dingin menelusuk Memelukku erat dalam tangis. Lilin berjajar mengelilingiku, Menjadikan aku istimewa pada hari itu. Februariku, Kau terlahir indah walau tak sempurna Angka kebesaranmu tak selalu hadir disetiap tahun Namun, Keistimewaan selalu menyelimuti hadirmu.. Dan kau, Yang membuatku rindu.

BOGOR TAK LAGI ISTIMEWA

Yogyakarta, 20 Februari 2017 Senyumku menyeringai, Memandang setiap aksara yang berterbangan kala hujan mendera Fase-fase yang memotret setiap angan yang hanya ada dalam khayalan. Kota hujanku tak lagi istimewa. Dulu, kala ia berwarna Bersinar indah dipandang pelupuk mata. Namun kini, hitam putih melapisinya Meleburkan setiap alur yang terjalin rapi Mengikis hati yang bertahta pada nuansa asmara.

BONGKAR

Yogyakarta, 20 Februari 2017 Di pembaringan yang sepi, Wanita tua meronta Memaksakan diri menjelajah setiap sudut desa. Balon-balon besar itu berjajaran, Merebut paksa mata air kehidupan Membombardir tanah impian, Untuk sebuah harapan yang ingin mereka ciptakan. Desaku tercekik, Tak lagi ditemukan riakan riang kala langit menguning Hijauku terkikis, Ia terganti oleh ladang luang yang ditumbuhi tembok-tembok raksasa tinggi. Kini, kenangan itu hilang, Terbongkar Dan tak lagi tersisa.

AKU YANG ALFA

Yogyakarta, 19 Februari 2017 Guyuran kini begitu deras membasahi bumi Menghadirkan sejumlah kepekatan pada langit biru Menghalangi hadirnya lembayung senja di pelupuk barat Aku kini berdiri dihiasi dengan berbagai makna kehidupan Tak seperti dulu, Yang hanya bisa mengerti apa itu arti kemanjaan. Sosok itu, semakin hari semakin jelas Terlukis dalam keluasan langit Tak dapat aku menggapainya, karna saat ini ia tak lagi di sampingku. Jauh, Saat ini aku berada jauh darinya, Untuk menyajikan seteguk air untuknya pun aku tak mampu Andai, kini takdir berpihak kepadaku. Putaran waktu kembali berputar mendekatkanku padanya Dan kemudian, Tuhan mengizinkanku memeluknya Membelai lembut wajahnya Yang semakin hari semakin menua. Aku adalah sosok yang alfa Dan terkadang, adapula yang mengatakan aku tak berotak hebat, Tetapi aku adalah sosok yang selalu menantimu dalam kerinduan.. Ayah, Akankah engkau mendengar rintihan hatiku ini? Apakah engkau dapat melihat pancaran k...