Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

ILUSI DIRI

Yogyakarta, 05 Desember 2016. Pagi ini kelabu, Tak ada satu titik cahaya Yang membias pada jendela biru.. Tutupan awan hitam mengelamkan semua yang indah seketika, Rintikannya kembali mengguyur cakrawala.. Pedih, Ketika ku tahu setiap tetesannya Menghantarkanku pada titik balik kepiluan.. Anganku.. Berkeliaran tanpa izin.. Memainkan sejuta imajinasi Yang membalut pada ilusi diri.. Hati, Pikiran.. Tak tersinkronkan.. Menerobos bebas tanpa arah.. Ilusiku menari di atas hujan,, Membayangkan setiap detik kebersamaan.. Senyumanmu yang dulu selalu terukir manis untuk ku, Namun itu dulu.. Ya dulu! Sebelum ia datang menghampirimu., Sebelum ia rebut setiap celah kasih yang kau berikan untuk ku,, Namun kini? Apa yang aku inginkan tak menjadi kenyataan.. Prosa-prosa indah yang kau buat.. Bukan lagi milik ku.. Kau! Mematahkan setiap harapan dalam satu hembusan nafas ini, Kau! Merobek seluruh isi hati yang dulu tertata rapi, Dan kau! Yang dulu aku cinta namun saat i...

SEPUCUK SURAT CINTA

Yogyakarta, 04 Desember 2016. Ku tulis ungkapan kalbu, Pada secarik kertas berbalut rindu.. Rindu yang menyongsong Bak gerak murni yang menentukan arahnya sendiri.. Menembus dadaku, Mengoyak kalbuku.. Berbiak berjuta cerita Ketika pundi-pundi berkilauan tercurah dari angkasa.. Sengaja kuselipkan surat ini untukmu, Surat pengantar cinta yang kutulis dengan syahdu, Rasa yang menggembu .. Kini, bagaikan banjir gulung-gemulung.. Bagaikan topan seruh menderuh.. Mengalir.. Menimbun.. Mendesak.. Mengepung.. Memenuhi sukma.. Menawan tubuhku dengan cinta yang kau tawarkan kepadaku.. Serasa manis sejuknya embun.. Selagu merdu dersiknya angin.. Membisikkan kisah cinta.. Mengajakku.. Mendayung jiwa ke tempat dingin.. Menghintai hidup di senja senyap.. Menepuk teluk mengempas emas.. Alun membawa bidukku perlahan.. Cemar melayang menepis buih.. Menjajarkan kisah diatas kasih.. Mendongengkannya pada setiap kerlingan bola mata Yang tertangkap kasih yang membara,, Sunggu...

TITIP RINDU UNTUK AYAH

Yogyakarta, 04 Desember 2016. Aku, Melangkah dengan terbata.. Menelaah setiap hela nafas, Yang mengikat sejuta lembar kerinduan.. Aku terinjak-injak derap langkah sang waktu, Terus tenggelam dalam kubangan pilu.. Terjatuh dan rapuh.. Sungguh, Bayanganmu hadir dibibir ilusi ku.. Merebut tiap hempasan nafasku, Mengikat tiap persendian tulangku, Menggerogoti setiap celah jiwaku.. Oh.. Tak kuasa ku menahan ini.. Aku hancur tersurut kerinduan.. Mengikisku secara perlahan, Menyeretku pada kenyataan pilu.. Ayah, Rinduku tak mampu lagi ku tepis.. Melodi-melodi indah yang selalu ku senandungkan, Kini berubah menjadi simfoni hitam.. Kau pergi, Meninggalkan ku sendiri.. Aku tersuruk rindu di sudut kota sepi.. Merintih., Memanggil namamu.. Perlahan, Bayanganmu menjauhiku.. Ayah, Jangan kau lepaskan genggaman erat ini.. Putri kecilmu sungguh masih membutuhkanmu.. Merindukan senyumanmu.. Dekapan itu, Ya! Dekapan itu kini tak lagi ku dapatkan.. Belaian yang selalu ...

BILAL BIN RABBAH

BILAL BIN RABBAH Moderator (BACK SCENE) : Ketika Mekkah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang agung, dimulailah kumandangan seruan tauhid Islam. Penyebaran islam secara sembunyi-sembunyi menghasilkan beberapa orang pemeluk agama islam pertama yang disebut dengan Assabiqunal Awwalun. Dan disitulah kemudian Bilal bin Rabbah memeluk agamaislam setelah beberapa orang yang telah mendahuluinya. Bilal bin rabbah adalah pemilik kisah menarik tentang sebuah perjuangan mempertahankan aqidah. Sebuah kisah yang tidak akan pernah membosankan walau diulang-ulang sepanjang zaman. Kekuatan alurnya akan membuat setiap orang tetap penasaran untuk mendengarnya. Bilal lahir di daerah As-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabbah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di mekkah. Bilal dibesarkan di kota Ummul Quro, sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayahnya meninggal, bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, ...

NAMAMU YANG TERTULIS DI LAUHUL MAHFUDZ KU

NAMAMU YANG TERTULIS DI LAUHUL MAHFUDZ KU             Wanita cantik sholehah itu duduk termenung, menyendiri tak menentu arah pandangannya. Malam-malam yang terus ia lalui dengan kesendiriannya, kejenuhan yang kini ia rasakan tak terlalu ia pikirkan. Keinginan hati dan pikirannya berjalan menyatu namun keadaan yang kini ia rasakan berbeda jauh dengan keinginan hatinya. Sebut saja dia Davina, yang sedari tadi au ceritakan. Davina sosok wanita yang diidamkan oleh beberapa teman lelakinya.             “Vina?” Sapa Fikri.             “Iya?” Jawabnya.             “Kamu mau kemana?”             “Gak kemana-mana kok Ri”.             “Aku kira kamu mau pergi...