Syadza
Yogyakarta, 16 Maret 2017. Kau depanku bertudung sutra senja Hitam bola matamu sinar pancaran nurani. Elok wajahmu mengibaskan cantiknya bidadari. "Hai?" Sapaku, Lalu kau lontarkan senyum itu, Gerimis mempercepat kelam, Gembira girang kala hujan datang Lalu kau berlari, Menerobos hujan Mengejar mimpi, Menerjang kelam Meluluhkan ironi diri. Syadza, Sajak ini sengaja kutulis Untuk memikat hati. Menebarkan ruang rasa pada semesta bunyi, Dan keping-keping daun yang melayang Di atas nama sunyi. Seperti juga aku, Secara diam memandangmu lesu. Menelaah setiap kejujuran yang ada Pada bola mata. Barangkali, kau akan mencintai. Syadza, Dengarlah aku, Pahamilah, Ini benar-benar sajak untukmu.
Komentar
Posting Komentar