Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Pembual Berkedok Malaikat

Si kurus dari penghujung Madura, berlagak angkuh saat menyuarakkan suaranya, menenteng tangan,  menengadahkan muka dengan kepala besar. Ia duduk di ujung bangku diantara remang merah lampu Gelanggang di tempat yang ia jadikan singgasana. Badan meringkuk, dengan busana tipis yang kusut tak beraturan. Aku katakan ia seorang pembual berkedok malaikat, yang mengaku mengenali Abu Sayyaf yang ia ceritakan sebagai teroris dari pulau Luzon, Philiphina. Dan ia katakan pula, ialah sosok yang lahir dari rahim kelompok PKI yang dapat membunuh siapa saja yang tak ia sukai. Pembual berkedok malaikat itu merangkak perlahan, menyetubuhi daging-daging penghangat yang ia temukan dengan pikiran-pikiran kacau, celotehan rata tak biasa. Aku tertipu oleh si Pembual berkedok malaikat, kedok badut yang ia pampangkan menutupi setiap cerutan kotor yang membalutinya. "Aku ini seorang anak yang lahir dari keluarga PKI", katanya sambil berbisik. Aku sebagai gadis kecil polos yang dengan mudah menang...